Kalimat Efektik

KALIMAT  EFEKTIK





Pengertian Kalimat
Menurut Moh. Rosyid dalam bukunya Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi mengatakan bahwa beberapa definisi kalimat sebagaimana berikut ini :
1.      Menurut Depdikbud (1993) kalimat adalah wujud rentetan kata yang disusun sesuai denagn kaidah yang berlaku. Atau bagian terkecil ujaran yang mengungkapkan pikiran utuh dari segi bahasa. Setiap kata, kelas kata dan kategori kata mempunyai fungsi dalam kalimat.
2.    Menurut Ramlan (1981) kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.
3.      Menurut Sutan Takdir Alisjabana (1978) kalimat adalah satuan kumpulan kata yang terkecil mengandung pikiran lengkap.
4.      Satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri mempunyai pola intonasi dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
5.      Satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran lengkap.[1]
Contoh : Saya membaca buku di perpustakaan




Dalam wujud lisan, kalimat diiringi alunan titik nada, di sela oleh jeda, diakhiri dengan intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi.
Dalam wujud tulisan, kalimat dimulai diantaranya dengan huruf besar atau kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.), tanda tanya (?), tanda seru (!), dan disertakan tanda baca lainnya seperti koma (,), titik koma (;), titik dua (J, dan atau sepanjang garis pendek yang mengapit bentuk tertentu (-...-). [2]
Adapun ciri utama kalimat adalah satuan yang secara relatif dapat berdiri sendiri dan mempunyai pola intonasi akhir terdiri dari klausa dengan ciri utama : satuan bahasa, berdiri sendiri, pola intonasi akhir, dan terdiri dari klausa.
Sedangkan menurut Minto Rahayu, Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek (S) dan predikat (P), jika tidak mempunyai S dan P, pernyataan itu bukanlah kalimat, melainkan frase. [3]
Kalimat merupakan unsur penting untuk mengungkapkan fakta, pikiran, sikap, dan perasaan. Hal ini harus diungkapkan dalam kalimat efektif, yaitu kalimat yang menimbulkan daya khayal pada pembaca, minimal mendekati apa yang dipikirkan penulis. Demikian adalah devinisi dari Kalimat dan kita akan beranjak ke Kalimat Efektif setelah melewati pembahasan dari unsur-unsur kalimat berikut ini.

Unsur-unsurKalimat
Adapununsur-unsurdarikalimatadalahsebagaiberikut :
1)        Subjek
Subjekataupokokkalimatmerupakan unsure utamakalimat.Subjekmenentukankejelasanmaknakalimat.Penempatansubjek yang tidaktepatdapatmengaburkanmaknakalimat.[4]
Adapun cirri-cirinyayaitu :
a)      Jawabanapaatausiapa
b)      Didahului kata bahwa
c)      Berupa kata ataufrasabenda (nomina)
d)     Disertai kata ini, atauitu
e)      Disertaipewatas yang
f)       Kata sifatdidahului kata siatausang
g)      Tidakdidahuluiproposisi :di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, Contoh: Sayasudahmulaimengantuk.
               airsungaikecilituterusmenerusmenggericik.

2)            Predikat
Sepertihalnyasubjek, predikatkalimatkebanyakanmunculsecaraeksplisit.Keberadaanpredikatdalamkalimatberfungsimembentukkalimatdasar, kalimattunggal, menjadiunsurpenjelas, menegaskanmakna, membentukkesatuanpikiran, dan lain-lain.[5]
Adapunciri-ciripredikatyaitu :
a)             Jawabanmengapa, bagaimana
b)            Dapatdiingkarkandengantidakataubukan
c)             Dapatdidahuluiketeranganaspek :akan, sudah, sedang.
d)            Tidakdidahului kata yang
e)             Didahului kata adalah, ialah, yaituyakni
f)             Predikatdapatberupakata benda, kata kerja, kata sifat.
Contoh :Pengusahasuksesitumenemukanpeluangbisnisbarunya.
Pengusahaitusudahmendapatkanpeluangpengembanganbisnisnya
3)            Objek
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun obyek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat tergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas obyek itu sendiri. Biasanya predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya : mengambilkan, melempari.
Adapun fungsi dari obyek ini salah satunya adalah memperjelas makna kalimat dan membentuk kelengkapan pikiran. Kemudian ciri-ciri dari objek diantaranya yaitu : berupa kata benda, tidak didahului kata depan, dapat mendukung fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan. Contoh : 
Benar : Mahasiswa itu menerangkan kerangka berfikirnya.
Salah : Mahasiswa itu menerangkan tentang keangka berpikirnya.
4)            Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. Adapun ciri-ciri dari pelengkap adalah bukan unsur utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap informasinya. Kemudian terletak di belakang predikat yang bukan kata kerja transitif. [6] Adapun contohnya sebagai berikut :
-          Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.
-          Ia menjadi rektor
-          Ibu membawakan saya oleh-oleh.

5)            Keterangan
Keterangan kalimat berfungsi menjelaskan atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Adapun ciri-cirinya yaitu :
-          Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas dan tidak lengkap, misalnya surat undangan, tanpaketerangan maka tidak komunikatif.
-          Tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat.
-          Dapat berupa keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab akibat. Syarat, cara.
-          Dapat berupa keterangan tambahan dapat berupa aposisi yaitu sesuatu yang bisa menggantikan subjek.
Contoh :
-          Kemarin rektor berangkat ke Tokio (awal kalimat)
-          Rektor kemarin beangkat ke Tokio (tengah kalimat)
-          Rektor berangkat ke Tokio kemarin(akhir kalimat)
-          Megawati, yang menjabat Presiden RI 2001-2004, adalah putra Bung karno (keterangan tambahan)
-          Megawati, Presiden RI 2001-2004, adalah putra Bung karno (aposisi)

Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat Efektif ialah kalimat yang bukan hanya memenuhi  syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembacanya.[7]


Efektif disini mengandung pengertian tepat guna, artinya suatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Sebuah kalimat terdiri atas isi dan bentuk. Yang dimaksud dengan isi ialah pikiran penulis, sedangkan bentuk ialah kata-kata yang mewakili pikiran penulis. Jadi isi dan bentuk menjadi kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuabh bangun kalimat. Oleh karena itu, kalimat efektif selalu memperhatikan adanya kesatuan pikiran dan kepaduan sebagai syarat minimal. Selain itu, kalimat efektif juga harus menonjolkan pikiran utama dengan memperhatikan penekanan, kesejajaran, kehematan, dan keterbacaan, kevariasian. [8]

Ciri-ciriKalimatEfektif
Kalimat efektif dalam dunia tulis-menulis atau mengarang sangatlah diperlukan. Oleh karena itu, sebuah kalimat bisa dinyatakan efektif jika mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Kalimat harus mempunyai subjek (S) dan Predikat (P) dengan jelas. Kejelasan sujek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan (preposisi) di, dalam, ke, dari, untuk, pada, bagi, mengenai, menurut, tentangsebelum subjek. [9]
Contoh :
a.       Dalam sinetron itu menceritakan penderitaan seorang anak. (salah)
b.      Sinetron itu menceritakan penderitaan seorang anak. (benar)
2.      Kalimat tidak boleh mempunyai subjek (S) ganda yang dapat menimbulkan kesalahan penafsiran.
Contoh :
a.       Pekerjaan itu Ayah tidak cocok. (salah)
b.      Pekerjaan itu bagi Ayah tidak cocok. (benar)
3.      Pada kalimat tunggal tidak boleh menggunakan kata penghubung (konjungsi) intrakalimat.
Contoh :
a.       Kaum Muslim sudah banyak yang berhijrah. Tapi Rasulullah Saw. Masih tetap di Mekkah. (salah)
b.      Kaum Muslim sudah banyak yang berhijrah, Tetapi Rasulullah Saw. Masih tetap di Mekkah. (benar)
c.       Kaum Muslim sudah banyak yang berhijrah. Akan tetapi Rasulullah Saw. Masih tetap di Mekkah. (benar)
4.      Predikat kalimat tidak didahului kata yang.
Contoh :
a.       Anak itu yang berasal dari Bogor. (salah)
b.      Anak itu berasal dari Bogor. (benar)
5.      Penggunaan subjek tidak boleh diulang-ulang. Pengulangan subjek pada anak kalimat perlu dihindari. [10]
Contoh :
a.       Setelah saya belajar, saya tidur. (salah)
b.      Setelah belajar, saya tidur. (benar)
6.      Penggunaan kata yang sinonim dalam satu kalimat perlu dihindari.
Contoh :
a.       Sejak dari pagi dia berada di Kampus. (salah)
b.      Sejak pagi dia berada di Kampus. (benar)
c.       Dari pagi dia berada di kampus. (benar)
7.      Penggunaan unsur pembentuk kalimat harus memiliki kesamaan (keparalelan).[11]
Contoh :
a.       Kegiatannya meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku. (salah)
b.      Kegiatannya meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pengaturan peminjaman buku. (benar)
c.       Kegiatannya meliputi membeli buku, membuat katalog, dan mengatur peminjaman buku. (benar)
8.      Kalimat yang digunakan harus padu, yaitu kalimat mempergunakan pola “aspek + agen + verbal” secara tertib dan menghindarkan penyisipan sebuah kata diantara predikat dan obyek.
Contoh :
a.       Surat itu saya sudah baca. (salah)
b.      Surat itu sudah saya baca. (benar)
c.       Mereka membicarakan daripada rakyat Indonesia. (salah)
d.      Mereka membicarakan rakyat Indonesia. (benar)
e.       Makalah ini membahas tentang desain interior. (salah)
f.       Makalah ini membahas desain interior. (benar)
9.      Kalimat yang digunakan harus logis, yaitu ide kalimat dapat diterima oleh akal.
Contoh :
a.       Waktu dan tempat kami persilahkan. (tidak logis)
b.      Bapak Rektorkami persilahkan.(logis)








DAFTAR PUSTAKA


Isah Cahyani, Bahasa Indonesia, Jakarta, Dirjen. Pendidikan Islam Depag RI, 2009.
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, Jakarta, Grasindo, 2007.
Widjono, Bahasa Indonesia Mata KuliahPengembanganKepribadian di PerguruanTinggi, Jakarta, Grasindo, Cet. Ke-2, 2007.
Moh. Rosyid, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Semarang, UNNES Press, 2004.



[1] Moh. Rosyid, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Semarang, UNNES Press, 2004), hlm. 63.
[2]Ibid.
[3]Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta, Grasindo, 2007), hlm. 78.
[4]Widjono, Bahasa Indonesia Mata KuliahPengembanganKepribadian di PerguruanTinggi, (Jakarta, Grasindo, Cet. Ke-2, 2007), hlm. 148.
[5]Widjono, Op.Cit.,hlm. 149.
[6]Widjono, Op.Cit.,hlm. 149.
[7]Minto Rahayu, Op. Cit., hlm. 78.
[8]Ibid.
[9]Isah Cahyani, Bahasa Indonesia, (Jakarta, Dirjen. Pendidikan Islam Depag RI, 2009), hlm. 33.
[10]Ibid.
[11]Op.Cit., hlm. 34.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kalimat Efektik"

Posting Komentar